Regional 2

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif

Profil Regional 2

Sejarah Regional

Periode Nasionalisasi (1958 – 1971)

Dalam rangka nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan perkebunan eks milik swasta Belanda/Asing (antara lain: Inggris, Prancis dan Belgia) perusahaan perkebunan milik pemerintah Belanda melalui Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958, yang menjadi dasar perubahan kepemilikan dari asing ke pemerintah RI, yang ketika itu menyerahkan kedaulatan secara otomatis menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama.

Dalam periode 1960 – 1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan PPN-Baru menjadi: PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN Kesatuan Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat V.

Selanjutnya selama periode 1963 – 1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, PPN Aneka Tanaman VIII, PPN Aneka Tanaman IX dan PPN Aneka Tanaman X, yang mengelola tanaman teh dan kina, serta PPN Aneka Tanaman XI dan PPN Aneka Tanaman XII yang mengelola tanaman karet. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, pada periode 1968 – 1971, PPN yang ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68 kebun, yaitu:

  • PNP XI berkedudukan di Jakarta (24 perkebunan), meliputi perkebunan-perkebunan eks PPN Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI;
  • PNP XII berkedudukan di Bandung (24 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan PPN Aneka Tanaman VIII;
  • PNP XIII berkedudukan di Bandung (20 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X.

Sejak tahun 1971, PNP XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (Persero).

Periode Restrukturisasi (1994 -1996)

BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994 sampai dengan tanggal 10 Maret 1996,

Pengelolaan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group Jabar.

Periode Penggabungan (1996-2014)

PT Perkebunan Nusantara VIII atau disingkat PTPN VIII awalnya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Harun Kamil, SH No.41 Tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK Nomor C2-8336. HT.01.01.TH.96. tanggal 8 Agustus 1996 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XIII, menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).

Periode Holding Perkebunan Nusantara (2014-2023)

Seiring dengan dibentuknya Holding BUMN Perkebunan di Tahun 2014, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014 Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, mengakibatkan perubahan nama dari PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII, serta perubahan status Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VIII menjadi Perseroan Terbatas yang tunduk sepenuhnya pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dengan kepemilikan pemegang saham 90% PTPN III (Persero) dan 10% Negara Republik Indonesia, serta dilakukan perubahan anggaran dasar perseroan berdasarkan Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, SH.,M.KN No. 28 Tanggal 23 Oktober 2014 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU- 10133.40.20.2014.

Periode Legal Day One PTPN I (2023 sd. sekarang)

PTPN I adalah salah satu BUMN di sektor perkebunan, dan merupakan bagian dari Holding Perkebunan yang dipimpin oleh PTPN III. 

Pada 1 Desember 2023, PTPN III mengumumkan penggabungan 13 perusahaan PTPN menjadi dua Sub-Holding utama, yakni PTPN IV dan PTPN I, sebagai bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung ketahanan pangan dan energi nasional. Di sisi lain, PTPN I dibentuk melalui penggabungan beberapa PTPN, yaitu PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV. PTPN I bertanggung jawab sebagai Perusahaan Manajemen Aset Perkebunan Unggulan dengan mandat untuk mengoptimalkan dan mengelola aset perkebunan, diversifikasi usaha, serta pengembangan inisiatif bisnis ramah lingkungan, yang bertujuan mendukung ketahanan ekonomi nasional.

Board of Region Management

Desmanto

(Region Head)

Iyan Heryanto

(SEVP OPERASIONAL)

Pulung Rinandoro

(SEVP Aset)

Okta Kurniawan

(SEVP Business Support)

Struktur Organisasi

Produk & Bisnis

Komoditi

PT Perkebunan Nusantara I Regional 2 mencakup wilayah di Jawa Barat dan Banten, memiliki total luas area sebesar 113.940,04 hektar dengan luas areal tanaman mencapai 46.551,61 hektar. Distribusi wilayah perkebunan didominasi oleh Jawa Barat, yang mencakup 89,7% dari total area, sementara Banten menyumbang 10,3%.

Regional ini beroperasi di 13 kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Lebak, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Pandeglang, Bandung, Bandung Barat, Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, serta Kota Bandung. Dalam wilayah ini, PTPN I Regional 2 mengelola tiga komoditas utama: teh, karet, dan kelapa sawit.

PTPN 1 Regional 2 memproduksi dan memasarkan beragam komoditas perkebunan unggulan yang memenuhi standar mutu nasional maupun internasional, yaitu.

  1. Teh: Terdapat 7 kebun teh yang mencakup area tanaman seluas 13.719,11 hektar. Produk yang dihasilkan dari teh diproses di 23 pabrik (RSS, CTC, dan Ort).
  2. Karet:  Terdapat 9 kebun karet dengan area tanaman sebesar 12.119,28 hektar dan didukung oleh 8 pabrik (produksi RSS, CR, dan Lateks Pekat).

 

Distribusi produksi komoditas secara keseluruhan menunjukkan bahwa kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar 19%, teh sebesar 16%, dan karet sebesar 13%. Selain itu, 25% dari luas area digunakan untuk kerjasama, sedangkan 14% dialokasikan untuk areal cadangan dan 4% digunakan untuk okupasi.

Dengan komitmen pada kualitas, keberlanjutan, dan kepuasan pelanggan, produk-produk kami menjadi pilihan terpercaya di pasar domestik maupun internasional.

Produk Hilir

Teh Walini, Teh Goalpara, dan Teh Gunung Mas merupakan produk hilir teh dari salah satu produsen teh terbesar di Indonesia. Perkebunan teh kami tersebar di berbagai wilayah strategis di Provinsi Jawa Barat, dan telah tersertifikasi ISO 9001:2000, ISO 22000, Rainforest Alliance (RA), Ethical Tea Partnership (ETP), UTZ, Halal, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bahan baku berasal dari pucuk daun teh pilihan yang diolah terlebih dahulu di pabrik pengolahan teh, kemudian diproses kembali dan dikemas dengan standar mutu tinggi. Dengan dukungan laboratorium mikrobiologi, setiap produk yang dihasilkan melalui tahap pemeriksaan ketat untuk memastikan keamanan dan kualitasnya sebelum sampai ke tangan konsumen.

Produk-produk kami hadir berlandaskan komitmen pada kualitas, keaslian rasa dan kepuasan para penikmat teh. Ketiga merek ini telah menempuh perjalanan panjang dan menjadi bagian dari tradisi menikmati teh di Indonesia, menghadirkan kehangatan yang tak lekang oleh waktu.

Hubungi Kami Untuk Pemesanan:
📞 Telepon: (022) 7830826  📱0813-1291-2931
📠 Faksimile: (022) 7830826
📧 Email: cs@tehwalini.com 
🌐 Website: tehwalini.com 

🏢 Alamat Kantor:
Jl. Raya Panyileukan No. 1
Cibiru – Bandung, 40614
Jawa Barat, Indonesia

Teh Walini

Walini merupakan merek teh yang terinspirasi dari nama pabrik pengolahan teh yang berlokasi di Kebun Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Sejak tahun 2002, Walini hadir sebagai merek teh ritel yang menghadirkan cita rasa khas dari perkebunan teh terbaik di Jawa Barat.

Hingga kini, Teh Walini tetap menjadi pilihan setia para penikmat teh, menghadirkan kehangatan dan kualitas di setiap cangkirnya.

Teh Goalpara

Goalpara adalah merek teh yang namanya diambil dari sebuah kebun teh di Sukabumi, Jawa Barat. Sejak era pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1900, teh ini telah dipasarkan hingga ke mancanegara, membawa cita rasa khas Nusantara ke berbagai penjuru dunia.

Pada tahun 1958, setelah nasionalisasi kebun teh milik Belanda di Jawa Barat, merek Teh Goalpara resmi diambil alih dan terus dikembangkan.

Hingga kini, Teh Goalpara tetap setia menemani para penikmat teh di Indonesia, menghadirkan kualitas dan tradisi yang telah terjaga selama lebih dari satu abad.

Teh Gunung Mas

Gunung Mas adalah merek teh yang namanya diambil dari kebun teh di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor.

Dihasilkan dari pucuk teh pilihan yang diolah secara murni, Teh Gunung Mas menghadirkan cita rasa khas dan aroma segar yang memberikan kenikmatan istimewa di setiap cangkirnya.

Agrowisata

Menghadirkan pengalaman wisata alam yang lengkap dan berkesan, Agrowisata N1 Regional 2 merupakan destinasi unggulan di Jawa Barat yang menggabungkan penginapan yang nyaman, wahana permainan seru, serta keindahan alam pegunungan.

Unit usaha kami tersebar di berbagai wilayah strategis di Jawa Barat, antara lain:
Gunung Mas – Puncak, Jawa Barat
– Rancabali – Ciwidey, Bandung Selatan
– Malabar – Pangalengan, Bandung Selatan
– Sukawana – Lembang, Bandung Utara
– Tenjo Resmi – Sukabumi, Jawa Barat

Setiap unit kami dirancang untuk memberikan kenyamanan, keseruan, dan momen tak terlupakan bagi keluarga, komunitas, maupun perusahaan.

Ikuti informasi dan keseruan terbaru kami melalui media sosial:
TikTok & Instagram: @wisataagro8

Informasi & Reservasi:
Jl. Raya Puncak – Gadog No. km 87, Tugu Selatan, Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat 16750
📞 Phone: 0251-8250356
📱 WhatsApp: 0811-2051-616

Press Release

PTPN I Regional 2

Desmanto

(Region Head)

Desmanto, S.P., adalah sosok pemimpin berpengalaman yang telah lebih dari dua dekade mendedikasikan kariernya di industri perkebunan kelapa sawit dan karet. Lahir di Medan pada 8 Mei 1970, beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian di Universitas Islam Sumatera Utara, dan sejak itu terus berkiprah dalam mengelola berbagai unit strategis di lingkungan PTPN Group.


Saat ini, Desmanto menjabat sebagai Region Head PT Perkebunan Nusantara I Regional 2, setelah sebelumnya sukses memimpin sebagai Region Head Regional 8. Dalam setiap penugasannya, ia selalu mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik, efisiensi biaya, serta inovasi dalam sistem operasional. Rekam jejaknya mencakup pencapaian signifikan seperti penerapan mekanisasi panen, perbaikan sistem keamanan produksi, penataan infrastruktur jalan, hingga penyelesaian program perbaikan pabrik kelapa sawit sesuai target.


Kepemimpinannya berakar pada prinsip evaluasi menyeluruh, pendampingan yang berkesinambungan, dan pemberian solusi tepat sasaran bagi setiap tantangan di lapangan. Desmanto juga aktif berkontribusi di berbagai forum profesional, termasuk GAPKI Aceh, Forum CSR KESOS Aceh, dan Forum Komunikasi BUMN. Keaktifannya sebagai pembicara di forum nasional, seperti NusaFest 2019 dan Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, menunjukkan peran pentingnya dalam berbagi pengetahuan dan membangun jaringan kerja sama lintas perusahaan.


Dengan visi menjadikan PTPN I Regional 2 sebagai entitas yang unggul, berdaya saing, dan berkelanjutan, Desmanto terus mendorong sinergi, pengembangan SDM, dan optimalisasi seluruh potensi aset perusahaan demi mencapai hasil terbaik bagi semua pemangku kepentingan.

Iyan Heryanto

(SEVP Operasional )

Iyan Heryanto, S.P., lahir di Bandung pada 12 Juli 1973, adalah seorang profesional di bidang perkebunan yang memiliki pengalaman luas dalam mengelola bisnis dari hulu hingga hilir. Lulusan Sarjana Pertanian jurusan Agronomi dari Universitas Winaya Mukti ini telah berkarier di industri kelapa sawit dan karet selama lebih dari dua dekade, memimpin unit kebun dan pabrik kelapa sawit dengan fokus pada optimalisasi sumber daya, efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan kualitas.


Iyan pernah menjabat berbagai posisi strategis, di antaranya Inspektur Wilayah Kalimantan Selatan/Tengah, General Manager Distrik Kalimantan Timur, General Manager Distrik Kalimantan Selatan/Tengah, serta memimpin anak perusahaan BUMN PT Kalimantan Agro Nusantara. Selama masa jabatannya, ia meraih pencapaian penting seperti pembukaan lahan seluas 7.160 hektare dalam tiga tahun, peningkatan pendapatan perusahaan melalui penjualan cangkang, serta pengurangan kerugian lewat efisiensi biaya dan peningkatan produksi.


Aktif dalam organisasi profesional, Iyan menjadi anggota GAPKI Kalimantan Timur sejak 2016 dan pembina kegiatan dakwah di lingkungan kerja. Ia pernah menjadi finalis Lomba Inovasi dan Kreativitas PTPN XIII (Persero) tahun 2007. Pengembangan kompetensinya diperkuat dengan berbagai pelatihan manajemen perkebunan, audit, dan program pengembangan eksekutif di lembaga-lembaga bergengsi. Dengan visi membawa PT Perkebunan Nusantara menjadi perusahaan kelas dunia sekaligus agen pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat, Iyan Heryanto terus berkomitmen pada integritas, disiplin, kreativitas, dan kerja sama tim.

Pulung Rinandoro

(SEVP Aset)

Pulung Rinandoro, S.H., M.H., lahir di Semarang pada 23 Oktober 1967, adalah eksekutif senior yang saat ini menjabat sebagai Senior Executive Vice President (SEVP) Asset PT Perkebunan Nusantara I Regional 2. Sebelumnya, beliau juga memegang posisi yang sama di PTPN I sebelum dilakukan penggabungan (merger) dalam PTPN Group.


Memiliki latar belakang pendidikan Magister Hukum dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta dan Sarjana Hukum dari Universitas Diponegoro, Pulung Rinandoro mengawali karier sebagai jaksa di Kejaksaan Agung RI. Beliau menempati berbagai posisi strategis, mulai dari Jaksa Fungsional, Kepala Seksi Intelijen di beberapa Kejaksaan Negeri, hingga posisi penting di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai Jaksa Penuntut Umum, Kasatgas Penuntutan, dan Koordinator Wilayah. Dalam kiprahnya, beliau berperan dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi, supervisi, pencegahan, dan penindakan di berbagai provinsi di Indonesia.


Pengalaman panjang di bidang penegakan hukum, pengelolaan aset, serta koordinasi lintas lembaga menjadikan Pulung Rinandoro dikenal sebagai pemimpin yang tegas, berintegritas, dan berkomitmen pada tata kelola perusahaan yang baik. Visi pribadinya menekankan pentingnya soliditas tim sebagai kunci penyelesaian persoalan, dengan semangat kerja sama yang tinggi dan fokus pada penyelesaian masalah secara efektif.


Di luar tugas profesionalnya, Pulung juga aktif sebagai pembicara dan narasumber di berbagai forum, termasuk pelatihan dan seminar yang membahas proses penyelesaian korupsi, manajemen aset, dan tata kelola pengadaan barang dan jasa. Dengan perpaduan latar belakang hukum dan manajemen aset, beliau menjadi salah satu figur strategis dalam mendukung transformasi dan optimalisasi aset di PTPN I Regional 2.

Okta Kurniawan

(SEVP Business Support)

Okta Kurniawan, S.T., lahir di Bandar Lampung pada 26 Oktober 1972, adalah seorang eksekutif senior di industri perkebunan dengan pengalaman panjang di bidang manajemen operasional, hubungan strategis, dan tata kelola perusahaan. Saat ini, beliau menjabat sebagai Senior Executive Vice President (SEVP) Business Support di PT Perkebunan Nusantara I Regional 2, dengan tanggung jawab memastikan kelancaran koordinasi operasional baik internal maupun eksternal perusahaan.


Lulusan Sarjana Teknik Manajemen Industri dari Universitas Islam Bandung (1999) ini memulai kariernya di PTPN VII, menempati berbagai posisi strategis seperti Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan, Pjs. Manajer Unit Betung, Pjs. Manajer Unit Sungai Lengi, hingga Senior Executive Vice President Business Support di PTPN VII dan PTPN I Regional 7. Perjalanan kariernya ditandai dengan kontribusi nyata dalam peningkatan efektivitas operasional, implementasi prinsip tata kelola yang baik (GCG), serta membangun citra positif perusahaan melalui pengawasan, administrasi bisnis, dan hubungan dengan pemangku kepentingan.


Okta aktif dalam pengembangan kapasitas kepemimpinan dan manajemen strategis, dengan minat besar pada pengembangan SDM, penerapan metode analisis seperti SWOT dan SMART, serta pembangunan jejaring yang luas. Ia juga terlibat sebagai penasehat organisasi serikat pekerja dan pernah menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan, termasuk pelatihan jurnalistik dan sosialisasi program replanting kelapa sawit.


Prestasi yang diraih antara lain Peringkat I Ahli K3 Lampung (2007), Peringkat III Ahli K3 Nasional (2007), serta penghargaan nasional untuk ketepatan dan kecepatan penyampaian data serta Liaison Responden Terbaik (2019 & 2020). Dengan visi menjadi pemimpin organisasi yang unggul, profitable, dan berwawasan lingkungan, Okta Kurniawan terus mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi dalam setiap langkah kepemimpinannya.