Fakta, Sejarah dan Asal-Usul Teh

Fakta, Sejarah dan Asal-Usul Teh

Oleh: Siti Rubaidah, M. Pd – Karyawan Head Office Jakarta

Sobat Planters, teh telah menjadi minuman yang menemani aktivitas kita sehari-hari, apalagi saat senggang dan hari hujan. Orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan rasa sepat teh menambahkan gula sebagai pemanis. Istilah teh nasgithel (panas, legi dan kenthel) menjadi minuman favorit masyarakat Jawa. Namun, sebagian masyarakat lainnya menikmati cita rasa dan aroma teh tanpa gula.

Indonesia memiliki budaya teh yang kaya dan beragam. Salah satu keunikannya adalah tradisi menyajikan teh dengan menggunakan berbagai ragam teko, seperti teko tanah liat, wadah bambu, atau teko kaleng. Tradisi lainnya adalah memadukan teh dengan lemon atau rempah-rempah, seperti jahe, cengkeh, kapulaga dan serai.

Sejak ribuan tahun lalu teh hijau digunakan sebagai obat, mula-mula di China dan kemudian menyebar ke seluruh Asia. Teh hijau mengandung banyak nutrisi, termasuk mangan, seng, kromium, selenium, dan banyak vitamin. Teh hijau bermanfaat untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah, mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung, serta mengurangi risiko atau menunda perkembangan kanker. Sedangkan teh putih mengandung senyawa polifenol yang dapat melawan radikal bebas, termasuk mencegah kanker. Tingginya kandungan antioksidan membantu menjaga kesehatan kulit dan membuat awet muda.

Sejarah dan Asal-Usul Teh

Tahukah kamu tentang sejarah dan asal-usul teh yang kita minum setiap hari? Menurut legenda Tiongkok, teh ditemukan oleh Kaisar Shennong sekitar tahun 2732 SM. Konon, sang kaisar sedang merebus air di bawah pohon. Tanpa sengaja beberapa helai daun teh masuk dan meresap ke dalam teko. Sehingga ketika sang kaisar minum air tersebut merasakan sensasi yang menyenangkan dan menyegarkan.

Pohon yang menerbangkan daun dan masuk ke teko sang kaisar tersebut adalah Camellia Sinensis (nama latin teh). Tanaman tersebut banyak ditemukan di perbatasan Myanmar Utara dan Tiongkok Barat Daya. Semua ‘teh asli’ berasal dari tanaman Camellia Sinensis ini. Sedangkan jenis teh herbal seperti kamomil secara teknis seharusnya disebut infus atau tisanes.

Sejarah minum teh di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, tepatnya pada abad ke-18. Awalnya, teh merupakan minuman mewah yang hanya dinikmati kalangan bangsawan dan elite. Namun, seiring berjalannya waktu, budaya minum teh menyebar dan menjadi kebiasaan umum di berbagai lapisan masyarakat. Bahkan menjadi suguhan di acara-acara resmi.

Teh dibawa ke Indonesia pertama kali oleh orang berkebangsaan Belanda bernama Andreas Cleyer pada 1684, namun sebagai tanaman hias. Baru pada abad ke-17, pemerintah Hindia Belanda mendatangkan teh dari Tiongkok untuk ditanam dan dijadikan sebagai minuman. Pada abad ke-18, daun teh mulai diperdagangkan, sehingga penanaman teh secara massif berkembang pada abad ke-19.

Daun teh dari Indonesia yang ditanam secara massif di perkebunan mulai dikirim untuk diperdagangkan di lelang teh Amsterdam. Ini adalah teh pertama dari luar China yang ikut diperdagangkan di pasar Eropa. Sejak saat itu, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu penghasil teh terpenting di dunia.

PTPN 1 sebagai Produsen Teh Nasional

Setelah mengenal fakta dan sejarah teh, mari kita berjalan ke kebun-kebun teh. Melihat para perempuan pemetik daun teh dan melihat indahnya pemandangan di sekitar tanaman teh. Menjelajah lebih lanjut industri teh yang memasok kebutuhan teh nasional maupun internasional. Mari berkenalan dengan PT Perkebunan Nusantara 1 (PTPN 1) yang merupakan salah satu produsen teh di Indonesia.  Sebagai produsen teh, PTPN 1 memasok kebutuhan teh nasional bahkan sudah di ekspor ke berbagai negara di dunia.

Oya, perkebunan milik PTPN 1 itu di mana saja sih? PTPN 1 memiliki kebun seluas 14.609,87 hektar yang tersebar di 4 provinsi, yaitu: Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut data dari Holding, perkebunan teh telah menjadi mata pencaharian lebih dari 100 ribu petani dan 200 ribu pekerja, serta menopang penghidupan lebih dari 1 juta anggota keluarga. Komoditi teh berkontribusi sebesar 2% terhadap PDB Indonesia dari sektor tanaman.

Komitmen PTPN 1 menghasilkan produk teh berkualitas tinggi sudah tak diragukan lagi. Berbagai penghargaan untuk PTPN 1 menjadi bukti nyata atas mutu dan inovasinya dalam industri teh nasional. Baru-baru ini, dua varian teh unggulan Pabrik Dempo yang dikelola PTPN 1 di Regional 7 Kebun Pagar Alam, Sumatera Selatan meraih prestasi di ajang Jogja Food & Beverage Expo 2025. Dalam hal ini, teh hijau panning Dempo sebagai juara kedua, dan teh hitam CTC Gung Dempo meraih peringkat ketiga dalam Kompetisi Nasional Teh ke-3 Tahun 2025 (3rd National Tea Competition 2025). Kompetisi ini digelar oleh Asosiasi Teh Indonesia (Indonesian Tea Association) pada Kamis, 22/5/2025.

Penghargaan ini menjadi cermin nyata kualitas dan keunggulan produk teh yang dihasilkan. Proses budidaya, pemetikan, hingga pengolahan kedua teh ini menuntut keahlian khusus guna menghasilkan teh dengan cita rasa, aroma dan tampilan terbaik. Selain dua varian unggulan tersebut, PTPN 1 juga memproduksi teh hitam ortodoks, dan white tea. Berikut adalah jenis-jenis teh yang diproduksi:

  • Teh hitam ortodoks diproses menggunakan metode tradisional. Umumnya teh hitam memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan teh lainnya. Proses produksi memakan waktu cukup lama di mana daun teh tetap utuh atau hanya pecah sebagian.
  • Teh hitam CTC (Crushing, Tearing and Curling): adalah metode teh hitam dengan melewatkan daun teh melalui serangkaian rol silinder dengan gigi tajam untuk menghancurkan, merobek, dan menggulung daun, menghasilkan butiran kecil yang keras. Teh CTC dikenal dengan rasa yang keras, warna yang lebih pekat dan sifatnya cepat larut.
  • Teh Hijau (green tea): adalah jenis teh yang belum mengalami proses pelayuan dan oksidasi seperti dalam pembuatan teh hitam dan oolong.
  • Teh putih (white tea): dipanen pada tahap yang sangat awal di pagi hari, biasanya sebelum daun teh terbuka sepenuhnya, menjadikannya salah satu jenis teh yang paling lembut karena pemrosesannya yang minimal.

Kita telah menjelajah fakta, sejarah dan asal-usul teh nusantara. Biar lebih rileks, mari seduh secangkir teh untuk menemani indahnya hari ini. Selamat menikmati secangkir teh hangat, Sobat Planters!

Bagikan Berita

Facebook
X
WhatsApp
Email
Print