
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) dari Kebun Malabar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung melakukan ekspor teh premium ke pasar dunia. Bisnis teh premium dibidik sebagai bisnis berkelanjutan, berorientasi usaha lebih baik berbasis produksi sesuai kebutuhan pasar. Pelepasan ekspor teh premium PTPN I Kebun Malabar ke pasar dunia berasal dari jenis oranye pecco dilakukan dari halaman pabrik teh Malabar Tanara, di Pangalengan, Bandung, Jumat, 4 Juli 2025. Pelepasan ekspor itu dilakukan direksi PTPN I serta manajemen Regional 2 dalam suasana kegembiraan. Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirmas Danas, mengatakan, ekspor perdana teh premium dari perkebunan dan pabrik teh Malabar ini untuk jenis oranye pecco. “Penting bukan hanya sekedar harga, tetapi harus keberlanjutan untuk produksi bisnis,” ujarnya.
Bisnis Teh Membaik
PTPN I Regional 2 dijadikan centre of excellent kebun teh yang jauh lebih maju dari kebun kebun lain dalam produk bermutu. Tulang punggungnya adalah perkebunan teh di Kabupaten Bandung, yaitu Kebun Malabar, Sedep, dan Rancabali. “Ini menunjukan bukan hanya ‘omon omon’. Tapi ini memang nyata, dengan mengambil momentum buntuk bisnis perdagangan teh bagi PTPN I,” ucapnya. Region Head 2 PTPN I, Desmanto menyebutkan, teh premium dari jenis oranye pecco ini memperoleh harga istimewa dari pembeli. Bisnis produksi teh PTPN I dari Regional 2 (Jawa Barat) kini diarahkan sesuai kebutuhan pasar baik dari jenis dan kualitas. Menurut Desmanto, ekspor perdana teh premium dari perkebunan Malabar dapat terlaksana berkat adanya kolaborasi kantor pusat, pemasaran, dan bagian produksi. “Sekarang PTPN I Regional 2 bisa menghasilkan produk teh yang diinginkan oleh pasar. Kini tidak lagi membuat produk harga rendah. Bahkan, sekarang pabrik-pabrik teh sudah memetakan produksi dan jenis serta harga selama enam bulan. ke depan,” ujar Desmanto.
Dikatakan pula bahwa bisnis produk teh di PTPN I Regional 2 mampu memperoleh kenaikan harga jual 18 persen. Dulu masih rata-rata per kilogram Rp 19.000an, sekarang sejak Mei 2025 menjadi Rp 22.500-an, sehinga ada kenaikan harga jual Rp 3.000-an. Menurut Desmanto, terobosan lain yang dilakukan adalah mampu menekan harga pokok sampai 1,1 persen. Efisiensi ini sehingga diharapkan meningkatkan mampu meningkatkan laba PTPN I Regional 2.
Direktur Pemasaran dan Aset Manjamen PTPN I, Landi Rizaldi Mangaweang, mengatakan, ekspor teh premium dari perkebunan teh Malabar ini sekaligus memperkenalkan kembali heritage perkebunan Malabar yang sudah punya reputasi di pasar dunia sejak zaman kolonial Belanda.