Sebanyak tiga unit kebun teh PTPN I Regional 2 di selatan Bandung, kembali mampu menghasilkan untung. Fenomena ini menjadi harapan kebangkitan kembali bisnis perkebunan teh milik PTPN (PT Perkebunan Nusantara) di Jawa Barat. Ada tiga unit kebun teh PTPN I Regional 2 di selatan Bandung yang menjadi andalan bisnis komoditas ini. PTPN I Regional 2 menjadikan unit-unit kebun teh di selatan Bandung, yaitu kawasan Pangalengan dan Ciwidey sebagai motor kebangkitan bisnis teh. Masing-masing ketiga kebun teh PTPN I Regional 2 di selatan Bandung, dikabarkan oleh manajemen perusahaan perkebunan milik BUMN ini, untung miliaran rupiah hitungan 2024 sampai Mei 2025. PTPN I Regional 2 berupaya usaha bisnis teh dapat terus untung lagi melalui pola bisnis berkelanjutan.
Begini Gambarannya
Region Head 2 PTPN I, Desmanto, di Pangalengan, Bandung, Jumat, 4 Juli 2025, menyebutkan, bahwa ketiga unit kebun teh dimaksud adalah Malabar dan Sedep (Kawasan pangalengan) serta Rancabali (kawasan Ciwidey). “Ketiga kebun dimaksud kini mampu menekan harga pokok 1,1 persen, sehingga diharapkan menjadi laba. Bisa menurunkan 1,1 persen harga pokok. Kini Malabar sudah laba bersih laba sekitar Rp 4 miliar, Sedep juga Rp 3 miliar,” ujar Desmanto, ketika pelepasan ekspor perdana teh premum oranye pecco dari kebun Malabar PTPN I, di Pangalengan ke Taiwan. PTPN I Regional 2 mampu memperoleh kenaikan harga jual 18 persen.
Dulu masih rata-rata per kilogram Rp 19.000an, sekarang sejak Mei 2025 menjadi Rp 22.500-an, sehinga ada kenaikan harga jual Rp 3.000-an. Bahkan, ada harga teh dari perkebunan Malabar ada yang sudah mencapai Rp 28.000/kg. Fenomena ini mengubah kondisi bisnis teh PTPN I Regional 2 menjadi memperoleh keuntungan, dari semula banyak yang merugi ketika zaman PTPN VIII. Manajemen PTPN I berorientasi agar bisnis teh kembali untung, karena bisnis pokoknya adalah teh, karet, tembakau, disamping merencanakan penanaman komoditas lain yang diharapkan untung.
Manajerial Kebun dan Pabrik
Di selatan Bandung, unit kebun teh di PTPN I Regional 2 adalah Malabar, Sedep, dan Rancabali, Tetapi masing-masing ketiga unit kebun di selatan Bandung itu merupakan gabungan dari 9 perkebunan teh. Dalam manajemennya, seluruh pabrik teh yang ada di Pangalengan dan Ciwidey dari penggabungan unit kebun itu masih berjalan.
Namun jabatan posisi di kebun teh PTPN I Regional 2 kini sejajar antara manajer dan kepala pabrik (mirip di kebun sawit dan pabrik pengolahan sawit ala PTPN di Sumatra). Informasi diperoleh, bahwa unit-unit kebun teh PTPN I Regional 2 yang manajemennya langsung dilakukan oleh perusahaan ini kini hanya tinggal di Kabupaten Bandung, yaitu Malabar, Sedep, dan Rancabali. Sedangkan kebun-kebun teh di Bandung Barat, Cianjur, Bogor, Garut, dan Subang, sudah dikerjasamakan operasional dengan swasta.
Ketika pelepasan ekspor teh premium dari Kebun Malabar, Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirmas Danas mengingatkan, agar bisnis teh PTPN I jangan sekedar kenaikan harga, tetapi agar bisnis berkelanjutan yang untung.